1.
Judul Film : “Ayah, Aku Lelah”
2.
Penokohan :
a. Tokoh
Utama
-
Mika : sosok anak yang pintar, baik dan
ramah
-
Ayah : over protektif yang selalu
mengekang Mika, egois
b. Tokoh
pendukung
-
Ustadz : baik
-
Julia : baik dan selalu mengerti Mika
-
Karin : sombong tapi baik
3.
Lokasi shooting : di rumah, di jalan, di
sekolah, dan diatas loteng
4.
Sinopsis : Mika adalah seorang anak yang baik dan pintar, ia sudah tak mempunyai
seorang ibu karna ibunya sudah meninggal sejak ia SD. Ia tinggal bersama
ayahnya yang sifatnya selalu over protektif terhdap Mika. Ayahnya menginginkan
Mika untuk menjadi seorang dokter, sehingga ayahnya mengekang Mika untuk
bermain bersama teman-temannya dan Mika harus terus belajar terus menerus agar
dapat masuk ke perguruan tinggi di bidang kedokteran. Namun, lain halnya dengan
keinginan Mika yang ingin menjadi seorang penulis. Demi mematuhi keinginan
ayahnya, Mika selalu belajar dan akhirnya Mika merasa tertekan dengan kekangan
ayahnya sampai-sampai Mika mengakhiri hidupnya dengan meloncat di atas loteng rumah
nya yang cukup tinggi. Dan akhirnya ayahnya menyesal setelah membaca isi surat
Mika dengan pesan untuk terakhir kalinya.
5.
Dialog/naskah :
dibawah ini
Ayah, Aku Lelah...
Film ini dimulai
saat suara seorang perempuan yang sedang mengaji di Masjid dekat rumahnya,
perempuan itu bernama Mika. Mika adalah seorang perempuan yang masih duduk di
bangku SMA kelas 3, ia merupakan seorang anak piatu. Ibunya meninggal saat ia
masih SD. Ia merupakan anak yang pintar, baik serta ramah kepada semua orang.
Saat masih mengaji,
tiba-tiba ada seorang ustadz yang menghampirinya.
Di dalam Masjid
Ustadz :”
Assalamu’alaikum Mika.” Salam ustadz kepada Mika
Mika :”
Wa’alaikumsalam ustadz.” Mengakhiri ngajinya dan menjawab salam ustadz
Ustadz :” hari sudah mulai malam, apakah kamu tidak
di cariin ayah mu? Mengajinya bisa kamu lanjutkan di rumah saja. Tidak baik
anak perempuan jam malam seperti ini masih di luar rumah.” Sambil melihat jam
dinding yang ada di masjid
Mika :” oh. Maaf ustadz. Saya sampai lupa waktu,
sangking khusyuknya mengaji. Kalo begitu saya permisi dulu ya ustadz.
Assalamu’alaikum wr.wb.” Cemas dan sambil terburu-buru membereskan al-qur’an
dan mukenah nya.
Ustadz :” iyaa. Wa’alaikumsalam wr.wb.”
Dijalan
menuju Rumah-sepi
Mika pun
beranjak pulang kerumah yang lumayan jauh, dengan melewati gang yang gelap dan
sempit. Namun, di persimpangan gang tersebut ada sekelompok anak muda yang yang
sedang bermain judi dan meminum minuman keras (mabu-mabukan). Dengan rasa takut
Mika mempercepat langkah kakinya sambil menundukkan kepalanya tanpa melihat
kearah mereka sedikitpun. Dan untungnya Mika tak di ganggu oleh pemuda-pemuda
tersebut. Akhirnya Mika pun sampai di rumahnya.
Didalam rumah
Saat tiba
dirumahnya, Mika berjalan agak pelan karna takut ayahnya akan terbangun dari tidurnya.
Karna jika ayah nya tau kalau Mika pulang terlambat, ia akan dimarahi oleh
ayahnya. Bisa di bilang ayah Mika itu over protektif sekali kepada Mika. Jika
Mika melakukan kesalahan, pasti Mika akan dimarahi habis-habisan oleh ayahnya.
Malam hari pun berlalu.
Pagi hari, Mika selalu bangun lebih awal, yaitu sebelum Adzan subuh
berkumandang. Setelah shalat subuh, Mika mempersiapkan makanan buat ayahnya dan
tak lupa pula ia mempersiapkan alat-alat sekolahnya seperti hari-hari biasanya.
Namun jika hari minggu walauppun tidak sekolah, setelah shalat subuh,
mempersiapkan makanan buat ayahnya, dan beres-beres rumahnya, ia pun pergi
untuk bimbel.
Ayah Mika selalu
memaksa Mika untuk terus belajar, belajar dan belajar. Apalagi sekarang ia
sudah hampir mendekati ujian nasional SMA nya. Ayahnya yang selalu over
protektif terus-terusan memaksa Mika untuk bimbel kesana kemari, tanpa memberi
waktu luang untuknya bermain bersama teman-temannya. Karna ayahnya berharap
Mika bakalan masuk ke universitas ternama dan medapatkan jurusan kedokteran.
Disekolah
Di sekolah, saat
istirahat Mika selalu berada di perustakaan untuk belajar sambil memakan
bekalnya yang di bawak dari rumah, karna ayah Mika tak ngebolehin Mika untuk
buang-buang uang untuk membeli makanan yang tidak bagus untuk kesehatan. Sampai
pada suatu hari di sekolah temannya menghampiri Mika
Julia :” Hai Mik, kamu nih disaat istirahat masih
aja belajar. Gak capek apa sih? Lagian kamu udah pinter kok, kurang apalagi sih
Mika?” sambil menutup buku yang Mika baca.
Mika :” Aduh Julia, kamu nih kayak gak tau aku ajah
sih. Lagian bentar lagi kan kita ujian nasional, jadi ayah aku kembali lebih
memperketat proses belajar aku. Ya sebagai anak satu-satunya aku harus menuruti kemauannya” Sambil membuka buku nya
kembali.
Julia :” tapi ini bukan kemauan kamu kan? Lagian
kamu jadi anak penurut banget sih. Aku udah kenal kamu dari SD loh. Dan
kebiasaan kamu itu gk pernah berubah. Jangan terlalu memaksakan diri kamu
sendiri Mika. Kan gak baik juga buat kesehatan kamu. Apalagi kamu pernah sakit
karna gara-gara terlalu memaksakan diri kamu untuk terus berfikir karna
belajar.” Sambil memegang tangan Mika.
Mika :” Enggak apa-apa kok Julia. Asal ayah aku
seneng pasti aku juga seneng kok. Dan aku ikhlas ngelakuin kayak gini. Walaupun
menyiksa diriku sendiri, aku berusaha untuk tidak marah pada ayah ku.” Sambil
tersenyum lebar.
Julia :” kamu nih sifat keras kepalanya gak pernah
ilang ya. Yaudah terserah kamu aja, yang penting aku selalu mendukungmu. Dan
kalo butuh temen curhat, seperti biasa aku selalu ada untukmu.” Sambil memeluk
Mika
Mika :” heeemmm. Juliaaaaa. Makasih yaa udah jadi
sahabat plus Ibu kedua aku yang selalu ngebawelin aku.” Balas memeluk.
Julia :” ih kamu apaan sih. Kayak kita baru kenal
kemarin aja. Yaudah kamu lanjut belajarnya. Aku mau beli minum dulu buat kamu.
Bentar yaaa.” sambil berdiri.
Mika :” oh iyaaa. Makasih yaa, hati-hati.”
Selang beberapa
menit saat Julia sedang membeli minum di kantin. Karin, temen kelas Mika
sekaligus cewek terpopuler di sekolahnya tiba-tiba mendatangi Mika dengan
memberi undangan pesta ulang tahun
Karin :” eh Mika, nih undangan pesta ulang tahun gue
nanti malam. Elu harus datang yaa, awas lo kalo gak datang. Anggap aja ini
acara perpisahan gue sama kalian, karna setelah lulus gue bakal pergi ke luar
negeri buat kuliah disana.” Dengan wajah dan nada sombong.
Mika :” eh, emmm insyaallah ya karin, kalo ayah aku
ngizinin buat datang ke pesta ulang tahun kamu, pasti aku datang kok.” Sambil
menerima undangannya.
Karin :” huh dasar. Anak rumahan banget sih lo.
Kerjaan elo tu belajar muluk sih. Entar botak baru tau.” Sambil tertawa besar
dan pergi meninggalkan Mika
Selang beberapa
saat, Julia pun datang membawa minuman untuk Mika dan memberikannya untuk Mika.
Dan bel masuk pun berbunyi, mereka pun segera untuk masuk ke kelas dan belajar.
Proses belajar
pun akhirnya selesai. Mika pulang bersama Karin, karna jalan menuju rumah
mereka sama.
Di jalan
Di perjalanan
pulang, Mika dan Karin di hadang oleh sebuah mobil dan ternyata itu mobil ayah
Mika. Dan ayahnya keluar dari mobil dengan wajah marah dan langsung mengajak
dan memaksa Mika untuk masuk ke mobil.
Tanpa sepatah kata pun Mika menolak ajakan ayahnya itu, walau Mika merasa ada
yang aneh dengan ayahnya yang tiba-tiba marah seperti itu. Dan Karin pun tak
bisa berbicara apapun dengan melihat sahabatnya di perlakukan seperti itu,
karena dia pun sudah tau sifat ayah Mika yang keras dan over protektif terhadap
Mika. Mika pun pulang bersama ayahnya, sedangkan karin melanjutkan jalannya
menuju rumahnya.
Dirumah Mika
Sesampainya Mika
dan ayahnya di rumah, Mika pun langsung di tampar oleh ayahnya, sangking
kerasnya tamparan ayahnya itu membuat mika terjatuh dan tergeletak duduk di
lantai.
Mika :” ayah!!! Kenapa ayah tampar Mika? Apa salah
Mika?” sambil menangis dengan tergeletak duduk di lantai.
Ayah :” kamu masih bertanya apa salah mu?! Ayah
sudah berkali-kali bilang padamu untuk fokus belajar dan masuk perguruan tinggi
di bidang kedokteran. Dan apa yang kamu lakukan dengan cerita-cerita konyol
yang kamu tulis di kertas-kertas ini?! Ayah menemukan itu di kamar mu.!” sambil
melempar kertas-kertas itu di wajah Mika dengan kasar.
Mika terkejut
karna ayahnya mengetahui apa yang ia lakukan selama ini. Sebenarnya Mika tidak
ingin masuk perguruan tinggi di bidang kedokteran, namun Mika ingin masuk
perguruan tinggi di bidang kesenian, karena cita-cita Mika ingin menjadi
seorang penulis bukan seorang dokter seperti yang ayahnya inginkan. Tetapi Mika
tak bisa berbuat apa-apa karna Mika tidak mau menjadi anak yang durhaka karna
tak mau menuruti keinginan ayahnya. Apalagi ayahnya adalah orang tua
satu-satunya yang ia punya setelah Ibunya meninggal.
Ayah :” buang kertas-kertas dan buku-buku yang ada
di kamar mu sekarang! Atau ayah yang akan membuang dan membakar semua buku kamu
yang bersangkutan dengan itu! Buang sekarang Mika!” bersuara keras sambil
menunjuk kekamar Mika.
Mika :” aku tidak mau ayah, aku tidak mau! Semua
buku-buku itu pemberian dari ibu, tidak mungkin aku buang. Karna itu
satu-satunya pemberian dari ibu setelah ibu meninggalkan Mika.” Sambil menangis
tersedu-sedu dan memeluk kertas-kertas itu.
Ayah :” kalau kamu tidak mau membuang semua itu,
biar ayah yang akan membuangnya.” Sambil menuju ke kamar Mika.
Mika :” jangan ayah, jangan lakukan itu. Aku janji
akan masuk perguruan tinggi kedokteran, ini tidak akan mengganggu ku dalam
proses belajar kedokteran nanti. Tidak akan ayah!” berdiri dan berlari untuk
menghalangi ayahnya yang menuju kamarnya.
Sampai di kamar
Mika, ayahnya langsung mengambil dan membuang buku-buku itu dengan paksa.
Mika :” berhenti
ayah, berhenti!!!” teriak Mika pada ayah nya.
Namun ayahnya
tak menghiraukan Mika dan terus membuang semua buku-buku Mika.
Mika :” AYAH!!!! DENGARKAN MIKA!!! Jika ayah tetap
seperti ini, Mika akan pergi dari rumah ini!!!” teriak Mika pada ayahnya
kembali
“Mengapa
ayah tak pernah mengerti Mika. MIKA CAPEK AYAH!!! Mika capek untuk terus
menuruti semua keinginan ayah yang sebenarnya tak pernah Mika inginkan!!! Ayah
tak pernah tahu dan tak ingin tau apa yang Mika inginkan sebenarnya. Mika juga
ingin seperti teman-teman Mika yang lain, yang bebas untuk memilih jalan hidup
mereka tanpa kekangan orang tua mereka. Yang tidak seperti Mika yang selalu
menuruti semua aturan dan kekangan ayah terhadap Mika. Mika capek ayah!!! Dan
Mika juga ingin bebas yah, bebas bermain dengan teman-teman Mika tanpa
memikirkan belajar, belajar dan terus belajar. Ayah egois, ayah selalu
memikirkan keingin ayah tanpa memikirkan Mika. Ayah selalu mengekang Mika, dan
bahkan ibu meninggal juga karna ayah kan yang selalu mengekang ibu sampai ibu merasa tertekan dan
sakit lalu akhirnya meninggal kan Mika. Pasti ibu juga sedih melihat Mika yang
seperti ini sekarang, Mika ingin bersama ibu saja!!!” sambil menangis tanpa
henti dan tak bisa mengontrol emosinya.
Tanpa menjawab
apapun, ayahnya langsung menampar Mika kembali. Dan tanpa sepatah kata lagi,
Mika pun menutup pintu dengan keras. Ayah nya terdiam tanpa bersuara atau tanpa
berkata apapun, kemudia pergi meninggalkan Mika di kamarnya sendirian. Mika
yang menangis di dalam kamar nya tak henti-hentinya berkata “Ibu” sambil
memeluk foto ibunya.
Didalam kamar Mika
Hari pun mulai
malam, tanpa sadar Mika ketiduran saat menangis. Kemudian ia bangun karna hp
nya ada yang menelfon, dan ternyata yang menelfon itu si Julia sahabat Mika.
Julia :” halo
Mika. Apa kamu baik-baik saja?” tanya Julia sangat cemas terhadap Mika
Mika:” iya halo
Julia. Aku baik-baik saja kok. Ada apa kamu menelfon ku?” jawab Mika
Julia :” syukurlah jika kamu baik-baik saja. Oh ya,
apakah kamu di undang ke pesta ulang tahun Karin? Apakah kamu datang?”
Mika :” aku di undang ke pesta nya, tapi aku tidak
bisa datang Julia.” Sambil menangis
Julia :” loh kamu kenapa menangis Mika. Apa yang
terjadi. Ceritalah padaku.”
Mika :” aku bertengkar dengan ayah ku. Beliau tau
kalau selama ini aku mengmbangkan bakat nulisku. Beliau membuang karya-karya
tulis beserta buku-buku yang ku punya. Aku marah padanya, aku membantah
perkataan nya. Aku capek Julia, aku lelah dengan kekangan yang ayahku berikan
pada ku selama ini. Aku ingin istirahat dan bertemu dengan ibuku.” Sambil menangis
yang tak bisa ia tahan lagi.
Julia :” apa yang kamu bicara kan Mika, kamu tak
boleh bicara seprti itu. Ada aku disini, tuangkan semua yang kamu fikirkan dan
ceritakan pada ku. Aku akan selalu mendengarkan semua cerita mu. Jangan
menangis dan berputus asa seperti itu, masa depan telah menunggu mu. Kamu anak
yang baik Mika, kamu pintar, masa depan mu cerah. Sudah lah, mungkin ayah mu
sedang banyak kerjaan makanya seperti itu tadi. Sekarang tenang lah Mika, aku
disini bersama mu.”
Julia pun terus
memotivasi Mika agar tidak berputus asa. Setelah Mika cerita semua yang ia
rasakan selama ini, mika pun menutup telfon Julia.
Diatas loteng rumah Mika
Entah apa yang
telah mengganggu fikiran Mika, ia pun pergi ke atas loteng rumahnya untuk
menenangkan diri. Tak tau apa yang Mika fikirkan, sampai air mata Mika tak bisa
berhenti menetes dan terus menangis. Lalu ia berdiri di pinggir loteng dan
meloncat dengan rasa tertekan, sambil berkata “Ayah, maafkan Mika. Mika ingin
bersama ibu saja.”
Mika pun
terjatuh dari atas loteng rumahnya yang cukup tinggi. Dan mengakhiri hidupnya
dengan cara tragis. Ayahnya yang sedang tertidur, mendengar sesuatu yang
terjatuh. Dan saat ayahnya keluar untuk melihat apa yang jatuh, ternyata
ayahnya terkejut ketika melihat Mika yang tergeletak dengan berlumuran darah
tanpa ada nyawa lagi. Ayahnya pun langsung berlari dan mendekap Mika dengan menangis
dan rasa penyesalan pun timbul pada diri ayahnya karena telah mengekang Mika
terlalu keras, sampai-sampai Mika tertekan dan mengakhiri hidupnya dengan cara
bunuh diri seperti itu.
Kemudia di
tangan Mika terdapat surat untuk ayahnya yang isinya
“Ayah, maafkan Mika ya sudah marah-marah
pada ayah. Mika sudah tak kuat lagi mengikuti semua keinginan ayah. Mika rindu
pada ibu, jadi Mika menyusul ibu yah. Mika ingin selalu bersama ibu. Maaf kan
Mika yang telah menjadi anak durhaka, Mika sayang pada ayah. Selamat tinggal
ayah.”
Setelah membaca
surat itu, ayahnya pun menangis dengan rasa penyesalan
Ayah :” MIKA!!! MAAFKAN AYAH NAK. Ayah bukan ayah
yang baik untuk mu. MAAFKAN AYAH MIKA.!!!” Teriak ayah nya kepada Mika sambil
menangis tersedu-sedu.
TAMAT!!!