Minggu, 17 Maret 2019

“Ayah, Aku Lelah”


1.      Judul Film : “Ayah, Aku Lelah
2.      Penokohan :
a.       Tokoh Utama
-          Mika : sosok anak yang pintar, baik dan ramah
-          Ayah : over protektif yang selalu mengekang Mika, egois
b.      Tokoh pendukung
-          Ustadz : baik
-          Julia : baik dan selalu mengerti Mika
-          Karin : sombong tapi baik
3.      Lokasi shooting : di rumah, di jalan, di sekolah, dan diatas loteng
4.      Sinopsis : Mika adalah seorang anak yang baik dan pintar, ia sudah tak mempunyai seorang ibu karna ibunya sudah meninggal sejak ia SD. Ia tinggal bersama ayahnya yang sifatnya selalu over protektif terhdap Mika. Ayahnya menginginkan Mika untuk menjadi seorang dokter, sehingga ayahnya mengekang Mika untuk bermain bersama teman-temannya dan Mika harus terus belajar terus menerus agar dapat masuk ke perguruan tinggi di bidang kedokteran. Namun, lain halnya dengan keinginan Mika yang ingin menjadi seorang penulis. Demi mematuhi keinginan ayahnya, Mika selalu belajar dan akhirnya Mika merasa tertekan dengan kekangan ayahnya sampai-sampai Mika mengakhiri hidupnya dengan meloncat di atas loteng rumah nya yang cukup tinggi. Dan akhirnya ayahnya menyesal setelah membaca isi surat Mika dengan pesan untuk terakhir kalinya.
5.      Dialog/naskah : dibawah ini

Ayah, Aku Lelah...
Film ini dimulai saat suara seorang perempuan yang sedang mengaji di Masjid dekat rumahnya, perempuan itu bernama Mika. Mika adalah seorang perempuan yang masih duduk di bangku SMA kelas 3, ia merupakan seorang anak piatu. Ibunya meninggal saat ia masih SD. Ia merupakan anak yang pintar, baik serta ramah kepada semua orang.
Saat masih mengaji, tiba-tiba ada seorang ustadz yang menghampirinya.
Di dalam Masjid
Ustadz :” Assalamu’alaikum Mika.” Salam ustadz kepada Mika
Mika :” Wa’alaikumsalam ustadz.” Mengakhiri ngajinya dan menjawab salam ustadz
Ustadz :” hari sudah mulai malam, apakah kamu tidak di cariin ayah mu? Mengajinya bisa kamu lanjutkan di rumah saja. Tidak baik anak perempuan jam malam seperti ini masih di luar rumah.” Sambil melihat jam dinding yang ada di masjid
Mika :” oh. Maaf ustadz. Saya sampai lupa waktu, sangking khusyuknya mengaji. Kalo begitu saya permisi dulu ya ustadz. Assalamu’alaikum wr.wb.” Cemas dan sambil terburu-buru membereskan al-qur’an dan mukenah nya.
Ustadz :” iyaa. Wa’alaikumsalam wr.wb.”
Dijalan menuju Rumah-sepi
Mika pun beranjak pulang kerumah yang lumayan jauh, dengan melewati gang yang gelap dan sempit. Namun, di persimpangan gang tersebut ada sekelompok anak muda yang yang sedang bermain judi dan meminum minuman keras (mabu-mabukan). Dengan rasa takut Mika mempercepat langkah kakinya sambil menundukkan kepalanya tanpa melihat kearah mereka sedikitpun. Dan untungnya Mika tak di ganggu oleh pemuda-pemuda tersebut. Akhirnya Mika pun sampai di rumahnya.
Didalam rumah
Saat tiba dirumahnya, Mika berjalan agak pelan karna takut ayahnya akan terbangun dari tidurnya. Karna jika ayah nya tau kalau Mika pulang terlambat, ia akan dimarahi oleh ayahnya. Bisa di bilang ayah Mika itu over protektif sekali kepada Mika. Jika Mika melakukan kesalahan, pasti Mika akan dimarahi habis-habisan oleh ayahnya.
Malam hari pun berlalu. Pagi hari, Mika selalu bangun lebih awal, yaitu sebelum Adzan subuh berkumandang. Setelah shalat subuh, Mika mempersiapkan makanan buat ayahnya dan tak lupa pula ia mempersiapkan alat-alat sekolahnya seperti hari-hari biasanya. Namun jika hari minggu walauppun tidak sekolah, setelah shalat subuh, mempersiapkan makanan buat ayahnya, dan beres-beres rumahnya, ia pun pergi untuk bimbel.
Ayah Mika selalu memaksa Mika untuk terus belajar, belajar dan belajar. Apalagi sekarang ia sudah hampir mendekati ujian nasional SMA nya. Ayahnya yang selalu over protektif terus-terusan memaksa Mika untuk bimbel kesana kemari, tanpa memberi waktu luang untuknya bermain bersama teman-temannya. Karna ayahnya berharap Mika bakalan masuk ke universitas ternama dan medapatkan jurusan kedokteran.
Disekolah
Di sekolah, saat istirahat Mika selalu berada di perustakaan untuk belajar sambil memakan bekalnya yang di bawak dari rumah, karna ayah Mika tak ngebolehin Mika untuk buang-buang uang untuk membeli makanan yang tidak bagus untuk kesehatan. Sampai pada suatu hari di sekolah temannya menghampiri Mika
Julia :” Hai Mik, kamu nih disaat istirahat masih aja belajar. Gak capek apa sih? Lagian kamu udah pinter kok, kurang apalagi sih Mika?” sambil menutup buku yang Mika baca.
Mika :” Aduh Julia, kamu nih kayak gak tau aku ajah sih. Lagian bentar lagi kan kita ujian nasional, jadi ayah aku kembali lebih memperketat proses belajar aku. Ya sebagai anak satu-satunya aku harus  menuruti kemauannya” Sambil membuka buku nya kembali.
Julia :” tapi ini bukan kemauan kamu kan? Lagian kamu jadi anak penurut banget sih. Aku udah kenal kamu dari SD loh. Dan kebiasaan kamu itu gk pernah berubah. Jangan terlalu memaksakan diri kamu sendiri Mika. Kan gak baik juga buat kesehatan kamu. Apalagi kamu pernah sakit karna gara-gara terlalu memaksakan diri kamu untuk terus berfikir karna belajar.” Sambil memegang tangan Mika.
Mika :” Enggak apa-apa kok Julia. Asal ayah aku seneng pasti aku juga seneng kok. Dan aku ikhlas ngelakuin kayak gini. Walaupun menyiksa diriku sendiri, aku berusaha untuk tidak marah pada ayah ku.” Sambil tersenyum lebar.
Julia :” kamu nih sifat keras kepalanya gak pernah ilang ya. Yaudah terserah kamu aja, yang penting aku selalu mendukungmu. Dan kalo butuh temen curhat, seperti biasa aku selalu ada untukmu.” Sambil memeluk Mika
Mika :” heeemmm. Juliaaaaa. Makasih yaa udah jadi sahabat plus Ibu kedua aku yang selalu ngebawelin aku.” Balas memeluk.
Julia :” ih kamu apaan sih. Kayak kita baru kenal kemarin aja. Yaudah kamu lanjut belajarnya. Aku mau beli minum dulu buat kamu. Bentar yaaa.” sambil berdiri.
Mika :” oh iyaaa. Makasih yaa, hati-hati.”
Selang beberapa menit saat Julia sedang membeli minum di kantin. Karin, temen kelas Mika sekaligus cewek terpopuler di sekolahnya tiba-tiba mendatangi Mika dengan memberi undangan pesta ulang tahun
Karin :” eh Mika, nih undangan pesta ulang tahun gue nanti malam. Elu harus datang yaa, awas lo kalo gak datang. Anggap aja ini acara perpisahan gue sama kalian, karna setelah lulus gue bakal pergi ke luar negeri buat kuliah disana.” Dengan wajah dan nada sombong.
Mika :” eh, emmm insyaallah ya karin, kalo ayah aku ngizinin buat datang ke pesta ulang tahun kamu, pasti aku datang kok.” Sambil menerima undangannya.
Karin :” huh dasar. Anak rumahan banget sih lo. Kerjaan elo tu belajar muluk sih. Entar botak baru tau.” Sambil tertawa besar dan pergi meninggalkan Mika
Selang beberapa saat, Julia pun datang membawa minuman untuk Mika dan memberikannya untuk Mika. Dan bel masuk pun berbunyi, mereka pun segera untuk masuk ke kelas dan belajar.
Proses belajar pun akhirnya selesai. Mika pulang bersama Karin, karna jalan menuju rumah mereka sama.
Di jalan
Di perjalanan pulang, Mika dan Karin di hadang oleh sebuah mobil dan ternyata itu mobil ayah Mika. Dan ayahnya keluar dari mobil dengan wajah marah dan langsung mengajak dan  memaksa Mika untuk masuk ke mobil. Tanpa sepatah kata pun Mika menolak ajakan ayahnya itu, walau Mika merasa ada yang aneh dengan ayahnya yang tiba-tiba marah seperti itu. Dan Karin pun tak bisa berbicara apapun dengan melihat sahabatnya di perlakukan seperti itu, karena dia pun sudah tau sifat ayah Mika yang keras dan over protektif terhadap Mika. Mika pun pulang bersama ayahnya, sedangkan karin melanjutkan jalannya menuju rumahnya.
Dirumah Mika
Sesampainya Mika dan ayahnya di rumah, Mika pun langsung di tampar oleh ayahnya, sangking kerasnya tamparan ayahnya itu membuat mika terjatuh dan tergeletak duduk di lantai.
Mika :” ayah!!! Kenapa ayah tampar Mika? Apa salah Mika?” sambil menangis dengan tergeletak duduk di lantai.
Ayah :” kamu masih bertanya apa salah mu?! Ayah sudah berkali-kali bilang padamu untuk fokus belajar dan masuk perguruan tinggi di bidang kedokteran. Dan apa yang kamu lakukan dengan cerita-cerita konyol yang kamu tulis di kertas-kertas ini?! Ayah menemukan itu di kamar mu.!” sambil melempar kertas-kertas itu di wajah Mika dengan kasar.
Mika terkejut karna ayahnya mengetahui apa yang ia lakukan selama ini. Sebenarnya Mika tidak ingin masuk perguruan tinggi di bidang kedokteran, namun Mika ingin masuk perguruan tinggi di bidang kesenian, karena cita-cita Mika ingin menjadi seorang penulis bukan seorang dokter seperti yang ayahnya inginkan. Tetapi Mika tak bisa berbuat apa-apa karna Mika tidak mau menjadi anak yang durhaka karna tak mau menuruti keinginan ayahnya. Apalagi ayahnya adalah orang tua satu-satunya yang ia punya setelah Ibunya meninggal.
Ayah :” buang kertas-kertas dan buku-buku yang ada di kamar mu sekarang! Atau ayah yang akan membuang dan membakar semua buku kamu yang bersangkutan dengan itu! Buang sekarang Mika!” bersuara keras sambil menunjuk kekamar Mika.
Mika :” aku tidak mau ayah, aku tidak mau! Semua buku-buku itu pemberian dari ibu, tidak mungkin aku buang. Karna itu satu-satunya pemberian dari ibu setelah ibu meninggalkan Mika.” Sambil menangis tersedu-sedu dan memeluk kertas-kertas itu.
Ayah :” kalau kamu tidak mau membuang semua itu, biar ayah yang akan membuangnya.” Sambil menuju ke kamar Mika.
Mika :” jangan ayah, jangan lakukan itu. Aku janji akan masuk perguruan tinggi kedokteran, ini tidak akan mengganggu ku dalam proses belajar kedokteran nanti. Tidak akan ayah!” berdiri dan berlari untuk menghalangi ayahnya yang menuju kamarnya.
Sampai di kamar Mika, ayahnya langsung mengambil dan membuang buku-buku itu dengan paksa.
Mika :” berhenti ayah, berhenti!!!” teriak Mika pada ayah nya.
Namun ayahnya tak menghiraukan Mika dan terus membuang semua buku-buku Mika.
Mika :” AYAH!!!! DENGARKAN MIKA!!! Jika ayah tetap seperti ini, Mika akan pergi dari rumah ini!!!” teriak Mika pada ayahnya kembali
“Mengapa ayah tak pernah mengerti Mika. MIKA CAPEK AYAH!!! Mika capek untuk terus menuruti semua keinginan ayah yang sebenarnya tak pernah Mika inginkan!!! Ayah tak pernah tahu dan tak ingin tau apa yang Mika inginkan sebenarnya. Mika juga ingin seperti teman-teman Mika yang lain, yang bebas untuk memilih jalan hidup mereka tanpa kekangan orang tua mereka. Yang tidak seperti Mika yang selalu menuruti semua aturan dan kekangan ayah terhadap Mika. Mika capek ayah!!! Dan Mika juga ingin bebas yah, bebas bermain dengan teman-teman Mika tanpa memikirkan belajar, belajar dan terus belajar. Ayah egois, ayah selalu memikirkan keingin ayah tanpa memikirkan Mika. Ayah selalu mengekang Mika, dan bahkan ibu meninggal juga karna ayah kan yang selalu  mengekang ibu sampai ibu merasa tertekan dan sakit lalu akhirnya meninggal kan Mika. Pasti ibu juga sedih melihat Mika yang seperti ini sekarang, Mika ingin bersama ibu saja!!!” sambil menangis tanpa henti dan tak bisa mengontrol emosinya.
Tanpa menjawab apapun, ayahnya langsung menampar Mika kembali. Dan tanpa sepatah kata lagi, Mika pun menutup pintu dengan keras. Ayah nya terdiam tanpa bersuara atau tanpa berkata apapun, kemudia pergi meninggalkan Mika di kamarnya sendirian. Mika yang menangis di dalam kamar nya tak henti-hentinya berkata “Ibu” sambil memeluk foto ibunya.
Didalam kamar Mika
Hari pun mulai malam, tanpa sadar Mika ketiduran saat menangis. Kemudian ia bangun karna hp nya ada yang menelfon, dan ternyata yang menelfon itu si Julia sahabat Mika.
Julia :” halo Mika. Apa kamu baik-baik saja?” tanya Julia sangat cemas terhadap Mika
Mika:” iya halo Julia. Aku baik-baik saja kok. Ada apa kamu menelfon ku?” jawab Mika
Julia :” syukurlah jika kamu baik-baik saja. Oh ya, apakah kamu di undang ke pesta ulang tahun Karin? Apakah kamu datang?”
Mika :” aku di undang ke pesta nya, tapi aku tidak bisa datang Julia.” Sambil menangis
Julia :” loh kamu kenapa menangis Mika. Apa yang terjadi. Ceritalah padaku.”
Mika :” aku bertengkar dengan ayah ku. Beliau tau kalau selama ini aku mengmbangkan bakat nulisku. Beliau membuang karya-karya tulis beserta buku-buku yang ku punya. Aku marah padanya, aku membantah perkataan nya. Aku capek Julia, aku lelah dengan kekangan yang ayahku berikan pada ku selama ini. Aku ingin istirahat dan bertemu dengan ibuku.” Sambil menangis yang tak bisa ia tahan lagi.
Julia :” apa yang kamu bicara kan Mika, kamu tak boleh bicara seprti itu. Ada aku disini, tuangkan semua yang kamu fikirkan dan ceritakan pada ku. Aku akan selalu mendengarkan semua cerita mu. Jangan menangis dan berputus asa seperti itu, masa depan telah menunggu mu. Kamu anak yang baik Mika, kamu pintar, masa depan mu cerah. Sudah lah, mungkin ayah mu sedang banyak kerjaan makanya seperti itu tadi. Sekarang tenang lah Mika, aku disini bersama mu.”
Julia pun terus memotivasi Mika agar tidak berputus asa. Setelah Mika cerita semua yang ia rasakan selama ini, mika pun menutup telfon Julia.
Diatas loteng rumah Mika
Entah apa yang telah mengganggu fikiran Mika, ia pun pergi ke atas loteng rumahnya untuk menenangkan diri. Tak tau apa yang Mika fikirkan, sampai air mata Mika tak bisa berhenti menetes dan terus menangis. Lalu ia berdiri di pinggir loteng dan meloncat dengan rasa tertekan, sambil berkata “Ayah, maafkan Mika. Mika ingin bersama ibu saja.”
Mika pun terjatuh dari atas loteng rumahnya yang cukup tinggi. Dan mengakhiri hidupnya dengan cara tragis. Ayahnya yang sedang tertidur, mendengar sesuatu yang terjatuh. Dan saat ayahnya keluar untuk melihat apa yang jatuh, ternyata ayahnya terkejut ketika melihat Mika yang tergeletak dengan berlumuran darah tanpa ada nyawa lagi. Ayahnya pun langsung berlari dan mendekap Mika dengan menangis dan rasa penyesalan pun timbul pada diri ayahnya karena telah mengekang Mika terlalu keras, sampai-sampai Mika tertekan dan mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri seperti itu.


Kemudia di tangan Mika terdapat surat untuk ayahnya yang isinya
“Ayah, maafkan Mika ya sudah marah-marah pada ayah. Mika sudah tak kuat lagi mengikuti semua keinginan ayah. Mika rindu pada ibu, jadi Mika menyusul ibu yah. Mika ingin selalu bersama ibu. Maaf kan Mika yang telah menjadi anak durhaka, Mika sayang pada ayah. Selamat tinggal ayah.”
Setelah membaca surat itu, ayahnya pun menangis dengan rasa penyesalan
Ayah :” MIKA!!! MAAFKAN AYAH NAK. Ayah bukan ayah yang baik untuk mu. MAAFKAN AYAH MIKA.!!!” Teriak ayah nya kepada Mika sambil menangis tersedu-sedu.

TAMAT!!!


1. JUDUL FILM : PENANTIAN SUCI

2. TOKOH :
     Agus :
    Daffi :
    Fikri :
    Ana :

3. SINOPSIS




4. LOKASI SHOOTING



 5. NASKAH

Ada yang bilang sejenius apapun orang itu dia akan terlihat bodoh bila dia sedang jatuh cinta, apalagi membuat seseoarang menunggu itu hal biasa didalam percintaan, menunggu itu lah yang saya alami semenjak saya mengenal dia, dia adalah cinta pertama bagi saya ada yang bilang cinta pertama itu menyenangkan tapi itu tidak berlaku pada cinta pertama saya
Terlihat sekelompok cowok-cowok yang sedang nongkrong di depan fakultas teknik yang menghadap ke arah musahala utama kampus
Agus : “ lagi lihat apa, muka nya serius amat” (sambil memyenggol bahu dafi yang di samping nya)
Dafi : “nggak ada apa-apa” (jawab nya dengan muka datar tanpa memindahkan pandangan nya ke arah mushala)
Fikri : “ nggak ada apa-apa tapi kenapa kamu terus memandang kearah mushala”
Agus: “ oh jangan-jangan lo naksir salah satu di diantara wanita bercadar itu ya”
Fikri: “ binggo… waaahh agus lo memang manusia paling peka, gue salut sama lo” (sambil mengacung jempol kearah agus)
Dafi hanya tersenyum mendengar perkataan kedua teman nya
Fikri:” tadi lo senyum, jangan bilang kalau itu bener “
Agus: “waahhh kata nya lo nggak pernah jatuh cinta sebelum nya berarti ini cinta pertama lo dong”
Fikri: “ terus rencana nya gimana mau deketin dan ajak pacaran”
Dafi: “ kalau untuk pacaran seperti nya mustahil, mana mungkin seorang wanita bernikop mau yang nama nya pacaran”
Agus:” iya juga sih kata lo, terus rencana lo gimana, dan yang mana yang lo sukai”
Dafi:” kalau dia berjalan selalu menundukkan pandangan nya”
Agus:” yang menundukkan pandangan nya dan lo tau dimana diantara mereka”
Dafi:” dia yang berteman sama wanita tidak bercadar”      
Fikri:”oh gitu, terus kapan lo mau kenalan sama dia”
Dafi :” secepat nya “

Keesokan harinya dafi mencoba mendekati seorang perempuan bercadar yang sedang duduk bersama teman nya di perpustakaan
Dafi:” assalamualaikum” (dengan suara perlahan)
Ana:” waalaikumsalam” (perempuan yang tidak bercadar)
Dafi:”boleh aku duduk disini”
Wanita bercadar itu membisikkan sesuatu pada ana
Ana:” boleh silakan”  (lalu dia bangkit dari duduk nya dan pergi)
Dafi:”maaf,, kalian mau kemana”
Ana:”kami ada keperluan lain”
Dafi:” kalau boleh tau nama teman kamu siapa”
Ana:” maaf kami buru-buru” (lalu ana dan wanita itu langsung pergi)
Dafi hanya berdiri melihat mereka berlalu
Dafi:” mungkin lain kali” (sambil duduk di bangku nya)

Dafi mencari cara lagi untuk bisa mengetahui siapa nama wanita bercadar itu, dafi melihat teman wanita bercadar itu berjalan sendiri dan dia menghampiri nya
Dafi:”assalamualaikum”
Ana:”waalaikum salam”
Dafi:”kamu yang kemaren di perpus kan”
Ana:”eum iya”
Dafi:”kenalin saya dafi, kamu”
Ana:”ana”
Dafi:”kalau boleh tau” (belum menyelesaikan pertanyaan nya ana langsung menyela)
Ana:”tidak, kamu tidak boleh tau, maaf saya buru-buru” (sambil tersenyum lalu bergegas pergi)
Setelah ana pergi
Dafi:”ya setidak nya tunggu saya selesai ngomong dulu” (menghela nafas dan juga bergegas pergi)

Agus:”dari mana aja lo” (tidak lama setelah ana pergi)
Dafi:”Saya baru sampe”
Agus:”gimana lo udah dapat kontak nya” (sambil berjalan kearah ruangan)
Dafi:”boro-boro kontak nama nya aja saya belum tau”
Agus:”emang nggak mudah sih, terus gimana lo mau nyerah”
Dafi:”nggak, saya nggak akan nyerah”
Agus:”mantap, tos dulu”
(dafi dan agus saling ngetos)
Agus:”semangat ya bro, eum lo butuh bantuan…?”
Dafi:”nggak usah, biar saya usaha sendiri “
Agus:”ok kalau gitu, tapi kalau lo butuh bantuan lo bisa kasih tau gue”
Dafi:”terimakasih”
Dafi sering kali  menghampiri mereka berdua tapi selalu di cuekin, tapi dafi tidak berhenti sampai disana saja
Dafi menghampiri ana yang sedang duduk sendiri di bangku taman
Ana:” kamu lagi, kamu nggak nyerah juga”
Dafi:”nggak, saya Cuma mau tau siapa nama nya saja”
Ana:” ya udah jangan bilang kalau aku yang kasih tau, nama nya aisyah, udah ya aku pergi dulu”
Dafi:”tunggu, saya mau tau kontak nya”
Ana:”kalau itu saya tidak bisa, lebih baik kamu minta sendiri sama dia”
Dafi:” oh yaudah terimakasih kalau gitu”
Ana:”iya-iya, assalamualaikum”
Dafi:” waalaikum salam”

Entah bagaimana cara nya dafi sudah menemukan kontak aisyah dia mencoba menghubungi aisyah.
Ada pesan masuk di hp nya aisyah, dia memgambil dan mengecek
Dafi:” assalamualikum, perkenalkan nama saya dafi, maaf kalau saya menganggu”
Tapi aisyah tidak membalas chat nya
Dafi sudah mengirim chat kesekian kali nya ke aisyah tapi tidak ada balasan apapun dari aisyah
ana menghampiri dafi yang sedang duduk sendirian, Ana tidak sendirian dia bersama aisyah
ana:”asalamualaikum”
dafi:” waalaikum salam” (sambil melihat kearah suara saat melihat dafi langsung berdiri, dia terkejut ana besama dengan aisyah, dafi tidak bisa memindahkan pandangan nya, aisyah hanya menunduk tanpa menoleh kearah dafi
ana:”kalau kamu terus menatap nya kami akan pergi”
Dafi:”eum jangan-jangan pergi”
Lalu ana dan aisyah duduk berhadapan dengan dafi
Ana:”langsung aja, aisyah mau ngomong sesuatu sama kamu”
Dafi:” hah” (dafi terkejut seakan-akan tak percaya bahwa ini nyata)
Dafi:”eum mau ngomong apa”
Lalu aisyah menulis sesuatu di kertas dan menaruh nya di depan dafi, dafi mengambil dan membaca dengan suara pelan
Dafi:”kalau boleh saya tau apa maksud kamu selalu ngechat saya, maaf kalau menyinggung perasaan kamu saya sedikit terganggu dengan chat kamu” (baca dafi)
Dafi:”sebelumnya saya minta maaf kalau saya mengganggu kamu, jujur saya tertarik dengan mu”
Aisyah menulis lagi “bagaimana bisa kamu tertarik dengan ku”
Dafi:”setiap melihat kamu saya merasakan kagum, tapi kenapa kamu menulis surat begini kenapa tidak mau ngomong sama saya”
Aisyah menulis lagi “ hanya dengan melihat saya berjalan kamu bisa tertarik bagaimana lagi kalau saya berbicara dengan mu”
Dafi:”kalau gitu kenapa nggak balas chat aja”
Aisyah menulis lagi “ apa lagi itu, dengan membalas chat kamu berarti saya membuka ruang untuk kita saling mengenal satu sama lain”
Dafi:”terus kenapa, kita hanya berteman apa itu tidak boleh”
Aisyah menulis lagi, “ ya akhi sesungguh nya tidak ada yang nama nya pertemanan diantara lawan jenis, perasaan itu pasti akan tumbuh karna sering bersama”
Dafi:”bukan kah itu bagus”
Aisyah menulis lagi :” perasaan dengan ikatan yang belum sah  itu sama sekali tidak bagus”
Lalu aisayah bangkit dari duduk nya dan langsung pergi meninggalkan ana dan dafi disana
Ana:” aisyah tunggu” (menyusul ana)
Dafi hanya terdiam diduduk nya
Dafi:”heum seperti nya saya harus berusaha lebih keras lagi”


Dafi berpaspasan dengan aisyah dan ana, dafi tersenyum kearah aisyah tapi aisyah malah menundukkan pandangan nya tanpa melihat kearah dafi dan berlalu begitu saja, dafi melihat mereka berlalu dan menghela nafas lalu juga bergegas pergi, setelah hari itu pun dafi tidak menyerah begitu saja dia tetap berusaha menyapa dan ngechat aisyah meskipun dia tau hal itu hanya sia-sia
Dafi mengajak aisyah bertemu di taman wifi melalui via chat, dafi menunggu dengan harapan kalau aisyah akan datang tapi bukan perkara mudah mengajak dia bertemu, hari sudah sore tapi aisyah belum juga datang.
Sudah tiga hari dafi menunggu aisyah tapi tidak ada hasil nya, ana yang mendengar cerita dari aisyah merasa simpati kepada dafi dan mencoba bicara dengan aisyah
Ana:”aisyah aku minta maaf sebelum nya, aku melihat dafi sudah tiga hari menunggu mu di taman wifi sampai sore loh”
Aisyah:”mungkin dia lagi pengen di wifi aja”
Ana:”kayaknya bukan deh, dia beneran nunggu kamu, sepertinya dia benar-benar serius dengan mu”
Aisyah hanya diam, setelah kelas selesai aisyah mengajak ana ke taman wifi dan bertemu dafi, ternyata dafi masih menunggu nya disana
Ana:”jangan melihat nya” (sambil duduk)
Dafi hanya tersenyum
Aisyah mulai menulis :”saya minta maaf sebelum nya tapi saya benar-benar merasa terganggu dengan sikap kamu, saya benar-benar minta maaf saya mohon jangan ganggu saya lagi”
Lalu ana menberikan kertas itu pada dafi yang duduk agak jauh dari mereka berdua
Setelah dafi membaca dafi tersenyum pahit
Dafi:”saya juga minta maaf jika saya sudah menganggu kamu, tapi saya benar-benar serius perasaan saya tidak main-main, tapi perlu kamu tau kamu adalah wanita pertama yang saya sukai”
Aisyah menulis lagi dan ana memberikan kepada dafi
dafi membaca :” maaf sekali lagi saya tidak bermaksut kasar tapi saya hanya bersikap tegas, saya hanya tidak mau membuka ruang untuk perasaan itu hadir sebelum waktu nya”
Dafi:” saya tau kamu hanya bersikap tegas, tapi apakah saya tidak punya kesempatan untuk membuktikan kalau saya benar-benar serius dengan mu”
Dafi membaca kertas berikut nya ;”jika kamu benar-banar serius kenapa kamu hanya berani mendekatiku bukan mendekati wali ku”
Dafi:” apakah saya pantas untuk mu, itu yang selalu saya pikirkan ketika saya punya niat mendekati wali mu”
Dafi membaca kertas berikut nya :”jika kamu merasa tidak pantas mendekati wali saya, mengapa kamu berani mendekati saya terlebih dahulu, apakah kamu berpikir dengan mendekati saya kamu akan memasuki pantas atau tidak nya di mata wali saya, malahan itu akan membuat kamu semakin tidak pantas untuk saya”
Dafi:” saya minta maaf, tapi jika saya mengetuk pintu rumah mu, apakah hati mu juga akan terbuka seperti orang tuamu membukan pintu rumahnya untuk ku”
Dan membaca lagi :” itu keputusan kedua orang tua ku, assalamualaikum”
Lalu aisyah pergi bersama ana
Dafi:” waalaikum salam, saya tidak akan menyerah saya akan menunggu sampai kamu membuka pintu hatimu” (sambil tersenyum dan melihat-lihat kembali kertas yang di berikan oleh aisyah )

  Hari ini adalah hari pertama puasa,dimna puasa itu adalah kewajiban setiap umat mu...