1. JUDUL FILM : PENANTIAN SUCI
2. TOKOH :
Agus :
Daffi :
Fikri :
Ana :
3. SINOPSIS
4. LOKASI SHOOTING
5. NASKAH
Ada yang bilang sejenius apapun orang itu dia akan terlihat bodoh bila dia sedang jatuh cinta, apalagi membuat seseoarang menunggu itu hal biasa didalam percintaan, menunggu itu lah yang saya alami semenjak saya mengenal dia, dia adalah cinta pertama bagi saya ada yang bilang cinta pertama itu menyenangkan tapi itu tidak berlaku pada cinta pertama saya
Terlihat sekelompok cowok-cowok yang sedang nongkrong
di depan fakultas teknik yang menghadap ke arah musahala utama kampus
Agus : “ lagi lihat apa, muka nya serius amat” (sambil
memyenggol bahu dafi yang di samping nya)
Dafi : “nggak ada apa-apa”
(jawab nya dengan muka datar tanpa memindahkan pandangan nya ke arah mushala)
Fikri : “ nggak ada apa-apa tapi kenapa kamu terus
memandang kearah mushala”
Agus: “ oh jangan-jangan lo naksir salah satu di
diantara wanita bercadar itu ya”
Fikri: “ binggo… waaahh agus lo memang manusia paling
peka, gue salut sama lo” (sambil mengacung jempol kearah agus)
Dafi hanya tersenyum mendengar perkataan kedua teman
nya
Fikri:” tadi lo senyum, jangan bilang kalau itu bener
“
Agus: “waahhh kata nya lo nggak pernah jatuh cinta
sebelum nya berarti ini cinta pertama lo dong”
Fikri: “ terus rencana nya gimana mau deketin dan ajak
pacaran”
Dafi: “ kalau untuk pacaran seperti nya mustahil, mana
mungkin seorang wanita bernikop mau yang nama nya pacaran”
Agus:” iya juga sih kata lo, terus rencana lo gimana,
dan yang mana yang lo sukai”
Dafi:” kalau dia berjalan selalu menundukkan pandangan
nya”
Agus:” yang menundukkan pandangan nya dan lo tau dimana
diantara mereka”
Dafi:” dia yang berteman sama wanita tidak bercadar”
Fikri:”oh gitu, terus kapan lo mau kenalan sama dia”
Dafi :” secepat nya “
Keesokan harinya dafi mencoba mendekati seorang
perempuan bercadar yang sedang duduk bersama teman nya di perpustakaan
Dafi:” assalamualaikum” (dengan suara perlahan)
Ana:” waalaikumsalam” (perempuan yang tidak bercadar)
Dafi:”boleh aku duduk disini”
Wanita bercadar itu membisikkan sesuatu pada ana
Ana:” boleh silakan”
(lalu dia bangkit dari duduk nya dan pergi)
Dafi:”maaf,, kalian mau kemana”
Ana:”kami ada keperluan lain”
Dafi:” kalau boleh tau nama teman kamu siapa”
Ana:” maaf kami buru-buru” (lalu ana dan wanita itu
langsung pergi)
Dafi hanya berdiri melihat mereka berlalu
Dafi:” mungkin lain kali” (sambil duduk di bangku nya)
Dafi mencari cara lagi untuk bisa mengetahui siapa
nama wanita bercadar itu, dafi melihat teman wanita bercadar itu berjalan
sendiri dan dia menghampiri nya
Dafi:”assalamualaikum”
Ana:”waalaikum salam”
Dafi:”kamu yang kemaren di perpus kan”
Ana:”eum iya”
Dafi:”kenalin saya dafi, kamu”
Ana:”ana”
Dafi:”kalau boleh tau” (belum menyelesaikan pertanyaan
nya ana langsung menyela)
Ana:”tidak, kamu tidak boleh tau, maaf saya buru-buru”
(sambil tersenyum lalu bergegas pergi)
Setelah ana pergi
Dafi:”ya setidak nya tunggu saya selesai ngomong dulu”
(menghela nafas dan juga bergegas pergi)
Agus:”dari mana aja lo” (tidak lama setelah ana pergi)
Dafi:”Saya baru sampe”
Agus:”gimana lo udah dapat kontak nya” (sambil
berjalan kearah ruangan)
Dafi:”boro-boro kontak nama nya aja saya belum tau”
Agus:”emang nggak mudah sih, terus gimana lo mau
nyerah”
Dafi:”nggak, saya nggak akan nyerah”
Agus:”mantap, tos dulu”
(dafi dan agus saling ngetos)
Agus:”semangat ya bro, eum lo butuh bantuan…?”
Dafi:”nggak usah, biar saya usaha sendiri “
Agus:”ok kalau gitu, tapi kalau lo butuh bantuan lo
bisa kasih tau gue”
Dafi:”terimakasih”
Dafi sering kali menghampiri mereka berdua tapi selalu di
cuekin, tapi dafi tidak berhenti sampai disana saja
Dafi menghampiri ana yang sedang duduk sendiri di
bangku taman
Ana:” kamu lagi, kamu nggak nyerah juga”
Dafi:”nggak, saya Cuma mau tau siapa nama nya saja”
Ana:” ya udah jangan bilang kalau aku yang kasih tau,
nama nya aisyah, udah ya aku pergi dulu”
Dafi:”tunggu, saya mau tau kontak nya”
Ana:”kalau itu saya tidak bisa, lebih baik kamu minta
sendiri sama dia”
Dafi:” oh yaudah terimakasih kalau gitu”
Ana:”iya-iya, assalamualaikum”
Dafi:” waalaikum salam”
Entah bagaimana cara nya dafi sudah menemukan kontak
aisyah dia mencoba menghubungi aisyah.
Ada pesan masuk di hp nya aisyah, dia memgambil dan
mengecek
Dafi:” assalamualikum, perkenalkan nama saya dafi,
maaf kalau saya menganggu”
Tapi aisyah tidak membalas chat nya
Dafi sudah mengirim chat kesekian kali nya ke aisyah
tapi tidak ada balasan apapun dari aisyah
ana menghampiri dafi yang sedang duduk sendirian, Ana
tidak sendirian dia bersama aisyah
ana:”asalamualaikum”
dafi:” waalaikum salam” (sambil melihat kearah suara
saat melihat dafi langsung berdiri, dia terkejut ana besama dengan aisyah, dafi
tidak bisa memindahkan pandangan nya, aisyah hanya menunduk tanpa menoleh
kearah dafi
ana:”kalau kamu terus menatap nya kami akan pergi”
Dafi:”eum jangan-jangan pergi”
Lalu ana dan aisyah duduk berhadapan dengan dafi
Ana:”langsung aja, aisyah mau ngomong sesuatu sama
kamu”
Dafi:” hah” (dafi terkejut seakan-akan tak percaya
bahwa ini nyata)
Dafi:”eum mau ngomong apa”
Lalu aisyah menulis sesuatu di kertas dan menaruh nya di
depan dafi, dafi mengambil dan membaca dengan suara pelan
Dafi:”kalau boleh saya tau apa maksud kamu selalu
ngechat saya, maaf kalau menyinggung perasaan kamu saya sedikit terganggu
dengan chat kamu” (baca dafi)
Dafi:”sebelumnya saya minta maaf kalau saya mengganggu
kamu, jujur saya tertarik dengan mu”
Aisyah menulis lagi “bagaimana bisa kamu tertarik
dengan ku”
Dafi:”setiap melihat kamu saya merasakan kagum, tapi
kenapa kamu menulis surat begini kenapa tidak mau ngomong sama saya”
Aisyah menulis lagi “ hanya dengan melihat saya
berjalan kamu bisa tertarik bagaimana lagi kalau saya berbicara dengan mu”
Dafi:”kalau gitu kenapa nggak balas chat aja”
Aisyah menulis lagi “ apa lagi itu, dengan membalas
chat kamu berarti saya membuka ruang untuk kita saling mengenal satu sama lain”
Dafi:”terus kenapa, kita hanya berteman apa itu tidak
boleh”
Aisyah menulis lagi, “ ya akhi sesungguh nya tidak ada
yang nama nya pertemanan diantara lawan jenis, perasaan itu pasti akan tumbuh
karna sering bersama”
Dafi:”bukan kah itu bagus”
Aisyah menulis lagi :” perasaan dengan ikatan yang
belum sah itu sama sekali tidak bagus”
Lalu aisayah bangkit dari duduk nya dan langsung pergi
meninggalkan ana dan dafi disana
Ana:” aisyah tunggu” (menyusul ana)
Dafi hanya terdiam diduduk nya
Dafi:”heum seperti nya saya harus berusaha lebih keras
lagi”
Dafi berpaspasan dengan aisyah dan ana, dafi tersenyum
kearah aisyah tapi aisyah malah menundukkan pandangan nya tanpa melihat kearah
dafi dan berlalu begitu saja, dafi melihat mereka berlalu dan menghela nafas
lalu juga bergegas pergi, setelah hari itu pun dafi tidak menyerah begitu saja
dia tetap berusaha menyapa dan ngechat aisyah meskipun dia tau hal itu hanya
sia-sia
Dafi mengajak aisyah bertemu di taman wifi melalui via
chat, dafi menunggu dengan harapan kalau aisyah akan datang tapi bukan perkara
mudah mengajak dia bertemu, hari sudah sore tapi aisyah belum juga datang.
Sudah tiga hari dafi menunggu aisyah tapi tidak ada
hasil nya, ana yang mendengar cerita dari aisyah merasa simpati kepada dafi dan
mencoba bicara dengan aisyah
Ana:”aisyah aku minta maaf sebelum nya, aku melihat
dafi sudah tiga hari menunggu mu di taman wifi sampai sore loh”
Aisyah:”mungkin dia lagi pengen di wifi aja”
Ana:”kayaknya bukan deh, dia beneran nunggu kamu,
sepertinya dia benar-benar serius dengan mu”
Aisyah hanya diam, setelah kelas selesai aisyah
mengajak ana ke taman wifi dan bertemu dafi, ternyata dafi masih menunggu nya
disana
Ana:”jangan melihat nya” (sambil duduk)
Dafi hanya tersenyum
Aisyah mulai menulis :”saya minta maaf sebelum nya
tapi saya benar-benar merasa terganggu dengan sikap kamu, saya benar-benar
minta maaf saya mohon jangan ganggu saya lagi”
Lalu ana menberikan kertas itu pada dafi yang duduk
agak jauh dari mereka berdua
Setelah dafi membaca dafi tersenyum pahit
Dafi:”saya juga minta maaf jika saya sudah menganggu
kamu, tapi saya benar-benar serius perasaan saya tidak main-main, tapi perlu
kamu tau kamu adalah wanita pertama yang saya sukai”
Aisyah menulis lagi dan ana memberikan kepada dafi
dafi membaca :” maaf sekali lagi saya tidak bermaksut
kasar tapi saya hanya bersikap tegas, saya hanya tidak mau membuka ruang untuk perasaan
itu hadir sebelum waktu nya”
Dafi:” saya tau kamu hanya bersikap tegas, tapi apakah
saya tidak punya kesempatan untuk membuktikan kalau saya benar-benar serius
dengan mu”
Dafi membaca kertas berikut nya ;”jika kamu
benar-banar serius kenapa kamu hanya berani mendekatiku bukan mendekati wali
ku”
Dafi:” apakah saya pantas untuk mu, itu yang selalu
saya pikirkan ketika saya punya niat mendekati wali mu”
Dafi membaca kertas berikut nya :”jika kamu merasa
tidak pantas mendekati wali saya, mengapa kamu berani mendekati saya terlebih
dahulu, apakah kamu berpikir dengan mendekati saya kamu akan memasuki pantas
atau tidak nya di mata wali saya, malahan itu akan membuat kamu semakin tidak
pantas untuk saya”
Dafi:” saya minta maaf, tapi jika saya mengetuk pintu
rumah mu, apakah hati mu juga akan terbuka seperti orang tuamu membukan pintu
rumahnya untuk ku”
Dan membaca lagi :” itu keputusan kedua orang tua ku,
assalamualaikum”
Lalu aisyah pergi bersama ana
Dafi:” waalaikum salam, saya tidak akan menyerah saya
akan menunggu sampai kamu membuka pintu hatimu” (sambil tersenyum dan
melihat-lihat kembali kertas yang di berikan oleh aisyah )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar